Syahbandar (KUPP) kelas 3 Labuan Diduga Penyebab Rusaknya Wilayah Maritim Di Kabupaten Pandeglang, Tumpukan Ikan Mati Di Tepi Pantai. - Detektif Investigasi
Print Friendly and PDF

ADS

ADS

TEKS ANDA
TEKS ANDA
TEKS ANDA
TEKS ANDA
TEKS ANDA

Syahbandar (KUPP) kelas 3 Labuan Diduga Penyebab Rusaknya Wilayah Maritim Di Kabupaten Pandeglang, Tumpukan Ikan Mati Di Tepi Pantai.

Share This

DetektifInvestigasi

Pandeglang,--Banten,-- M geger temukan tumpukan ikan di beberapa tempat wisata pantai dan resah atas adanya dugaan kerusakan wilayah maritim di kabupaten Pandeglang provinsi Banten karena diduga banyaknya bangkai kapal dan tumpahan batubara yang dibawanya juga diduga disebabkan  oleh oknum KUPP Labuan.

Begini ungkap Rohmat kepada awak media, Saya usai bertemu dengan petugas KUPP Labuan selaku pejabat pemerintah di Pelabuhan yang diangkat oleh Menteri dan memiliki kewenangan tertinggi untuk menjalankan dan melakukan pengawasan terhadap dipenuhinya ketentuan peraturan perundang-undangan untuk menjamin Keselamatan dan Keamanan Pelayaran guna untuk menyampaikan kondisi terkini dan keresahan  kami selaku warga wilayah yang terkena dampak kerusakan lingkungan wilayah maritim kabupaten Pandeglang, 

Miris sodara Nopria oknum petugas Syahbandar KUPP Labuan yang diduga tidak memahami dan tidak berkompeten atas tugas dan fungsinya saat ini.

Padahal jelas kami datang menyampaikan bahwa belakangan ini banyak terjadi fenomena aneh di wilayah wisata pesisir pantai di antaranya Pantai Carita pada hari Sabtu, 02 Nov 2024 dan di Pantai Karoeng Kamis, 12 Desember 2024. Baru-Baru  ini di Pantai Cinta Kawasa Ekonomi Khusus (KEK) Tanjung Lesung 07 Febuari 2025 kami juga menanyakan apa yang sudah Syahbandar lakukan sesuai tugasnya sudah sejauh mana prosesnya lalu langkah apa untuk menjaga ke kelestariannya.

"Mengingat di wilayah maritim kita ini selain ada gunung anak krakatau yang aktif ada juga Taman Nasional Ujung Kulon (TNUK) yang telah ditetapkan sebagai Warisan Dunia oleh UNESCO pada tahun 1991. Selain Badak Jawa, masih ada beberapa lagi hewan langka yang dilindungi didalam Taman Nasional tertua di Indonesia.

Sangat disayangkan jawabannya mereka hanya melakukan pengawasan pengecekan foto menerima dokumen dan membuat dokumen selepasnya kita berdoa pada Tuhan. 

Berdasarkan hasil konfirmasi secara tersembunyi, (NI) selaku petugas Syahbandar KUPP Labuan membenarkan sampai hari ini 10 Febuari 2024 masih ada beberapa yang belum di evakuasi dikarenakan cuaca dan tidak ada alat untuk batubara ribuan ton yang tumpah ke laut sebagian sudah dibersihkan dan sudah diterima dokumennya benar atau tidak di lokasi kejadian kami hanya nerima dokumen sudah itu sudah, "Cetusnya.

Redaksi.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Post Bottom Ad

Pages